Sabtu, 27 Oktober 2012

Moving on (˘-˘)ง

Hey cemans.

Hari keempat tanpa "maspacar" nih....
Dan ternyata aku kuat (ง!`☐´)ง

Emang sih dikit2 stalkingin timeline nya. Berharap dia ngetweet sesuatu.
Juga ngecek whatsapp nya mulu, kemudian kesiksa dengan fitur last seen...

Sedang berpikir untuk mengakhirinya.
Berharap dia gak contact duluan bsk Senin. Selamanya kalo perlu \O/
Karena aku pasti langsung jatuh lagi kalau dia datang (lagi)

Semoga aku bisa yah?
Sebelum hati ini kebiasa dengan dia.... sebelum aku berpaling terlalu jauh.
Aku gak bs pilih dua2nya. Aku harus pilih satu dan udah. :")
Iya kan?

Iya mungkin aku kurang bersyukur.
aku terlalu sering tenggelam dengan kesedihan sampai lupa bahwa aku blm bersyukur sudah diberi lelaki yang setia. :")
Naif ya aku? Huhuhu.

Kalian mau tetap ada kan saat aku butuh tempat cerita?
Biar gaada lagi hati lelaki lain yang mendengarkanku selain pendampingku sekarang.

Aku sayang kalian.

Minggu, 21 Oktober 2012

separation..

Dear friends, aku mau unload sesuatu ya.. akan intens banget bahasannya. Hope you won't get bored.. okay...


Setelah putus dengan bf yg udah 10 bulan lebih, rasanya campur aduk. Ada sedikit perasaan menyesal (karena sudah lama dsb), ada perasaan amat lega (karena sudah berani ambil keputusan), ada perasaan bersalah (karena menyakiti hatinya), dan yang paling dominan adalah sedih (melihat ekspresinya).


Di satu sisi, aku tau ini benar. Karena dalam keadaan normal sehari-hari, aku tau aku sudah tak memiliki perasaan sayang lagi ke padanya, komunikasi kami seolah hanya formalitas, basa-basi, kaku, dan.... asing. Kalau memaksa diteruskan lagi, sedangkan aku tak yakin kami bisa berubah, endingnya akan bisa jadi sangat brutal. Apalagi kalau sudah sampai ke orang tua dsb. Akan semakin banyak pihak yang tersakiti. Aku juga sudah membicarakannya dengan mama. Dan tanpa diduga, ternyata mama mendukung keputusanku untuk putus. Ya, ternyata mama dan papa tak begitu menyukainya. Karena ia tak pernah datang ke rumah dan mengenalkan dirinya. Well, ternyata.. Shocking, it is.


Tapi tak ayal, keputusan yang benar pun terkadang sulit untuk diimplementasikan. Terutama saat aku harus mengungkapkan padanya. Sulit. Sulit sekali. Berhadapan langsung, melihatnya dalam kondisi SANGAT rapuh, benar-benar mematahkan hatiku. Dia seperti... akan hancur. Ada ketakutan yang sangat besar bahwa keputusanku bukan saja hanya akan menghancurkan hatinya, tapi juga hidupnya. Aku tau bahwa aku telah banyak berperan dalam hidupnya dan aku tau bahwa hidupnya baru benar-benar dimulai setelah kedatanganku. Itulah mengapa sangat sulit bagiku untuk membuat keputusan ini. Ini bisa jadi bukan hanya perkara putus cinta, tapi bisa jadi putus harapan hidup. Tidak, teman. Aku tidak melebih-lebihkan. Ini kenyataan.
Saat aku mulai berbicara, ia menggenggam tanganku, menciumnya beberapa kali. Aku merasakan betapa rapuhnya ia. Aku bisa saja mundur di titik ini, tapi aku tetap maju.
Aku sungguh-sungguh ketika aku mengatakan mencoba untuk menahan air mata yang mendesak untuk jatuh. Aku mencoba untuk tak memandang matanya, takut akan apa yg kulihat di sana. Dan suatu ketika, aku melakukan kesalahan dengan memandang matanya. Dan aku melihat keputusasaan. Itulah saatnya airmataku menyerah melawan gravitasi. Aku mulai menangis.
Tapi aku terus berbicara, menjelaskan semua masalah yg kurasakan. Sikap cueknya yang membuatku selalu merasa insecure, komunikasi sehari-hari kami yang dingin, kurangnya aku mendapatkan perhatian darinya, basic needsku, sampai akhirnya perasaanku padanya.  Aku jelaskan betapa akhir-akhir ini aku tak lagi merasakan hal yang pernah kurasakan  padanya. Perasaan itu telah banyak berkurang.. bahkan menghilang.
Saat itulah dia meminta kesempatan. "Just give me one more chance. One more chance to make you love me."
I shaked my head, "No".
"Please.. please.." He said it with tears on his eyes.. his voice was trembling.
And i just kept saying no...... while he kept trying, “please..please”
It broke my heart. Really did.


Hingga akhirnya dia diam, ekspresinya memilukan. Airmata menggenang di matanya. And I just sat there, crying. Dia menerima keputusanku. Dia mengatakan beberapa hal yang baik tentangku, hal-hal yang tak pernah dia katakan semasa kami berhubungan dulu. Hal yang dikaguminya dariku, dan selama ini aku tak pernah tau.
Aku membatin, why now?? Kenapa dari 10 bulan bersama ia tak pernah mengatakannya? kenapa ia memilih sekarang, saat hubungan ini sudah tak bisa diselamatkan lagi...??
Mungkin ia menganggap itu upaya penyelamatan dirinya yang terakhir. Aku tak tau. Tapi aku tetap pada pendirianku. Hubungan kami harus diakhiri.
Then he hugged my tightly. He started to cry.. his body was trembling badly. He lost his voice. I never saw him like that before. And all i could say was, "Sorry..."


Kemarin adalah salah satu hari yang paling buruk dalam hidupku. Mungkin aku takkan pernah bisa lupa.


Dear friends,
Life goes on, i know. Suatu hari nanti kami akan sadar pelajaran apa yang bisa kami petik dari hubungan kami. A very good friend said to me that We can't always HAVE what we WANT, though we want it so bad that it hurts.
Secara umum, dia (my ex) baik. Dia sabar, dia baik dan tak pernah banyak menuntut, dia menerima, dia (benar-benar) bukan orang yang sombong. Dia adalah lelaki yang didambakan hampir setiap wanita, dia hampir ideal. Permasalahannya hanya dia belum tau bagaimana mencintai seorang wanita, atau dalam kasus ini dia mungkin hanya belum mencintaiKU. Suatu saat dia akan bertemu seorang wanita yang sangat spesial, yang benar-benar membuatnya jatuh cinta sampai dia benar-benar berusaha untuk membahagiakan wanita tersebut. Dan saat itu, dia akan ingat padaku dan sadar bahwa aku benar. Keputusanku benar. Dia tidak benar-benar mencintaiku.
Aku juga harus belajar untuk let go our past. Sometimes it still hits me.. reminiscing all the things we've done and all the places we've visited. Aku harus belajar merelakan semua yang telah terjadi di masa lalu. Aku harus move on.


Walaupun sekarang masa-masa yang cukup sulit, terutama karena dia masih mengubungiku, berharap kami dapat kembali seperti dulu bla bla bla. But life really goes on.

Suatu hari nanti, rasa sakit akan berganti dengan penerimaan, lalu harapan akan kebahagiaan akan datang. Dan cerita kami akan berganti dengan cerita yang baru.

Dear problems, I have bestfriend!

Cemans...

Berat sekali rasanya melalui ini.
Aku lelah.
Aku putus asa.

Tapi aku punya kalian.

Aku bersyukur aku punya kalian.
Aku bahagia.

Meski maaf, tak semua nasehat itu bs aku perjuangkan.
Aku jg ga ngerti kenapa harus sesusah ini memperjuangkan kebahagiaan kita kalo emang kita berhak bahagia?

Iya kan? Kita berhak bahagia kan?
Atau itu hanya impianku saja? (҂⌣_⌣)/||

Hanya... tetaplah disini untuk aku.
Aku sedang sangat lemah.
Berdiri menatap matahari saja aku gak sanggup.
Apalagi harus berjalan ke depan.

Aku ingin selalu disini.
Dimana ada kalian, selalu.

*maap postingan gak jelasss....... daripada nyampah di twitter*
ƪ(‾―‾“ƪ)

Sabtu, 20 Oktober 2012

Friday Morning

Kamu berbeda belakangan ini.
Kamu terlihat tak seperti saat-saat itu....
Saat kamu hanya tertunduk malu jika berhadapan denganku.
Saat kamu membuang muka ketika sedari jauh saja tak sengaja melihatku.
Saat kamu tiba-tiba pergi ketika harus terpaksa berpapasan denganku.
Saat kamu hanya memasang wajah dan tatapan sedingin es, yang sanggup membekukanku.

Saat ini, kamu bukanlah orang itu.
Mengapa?
Aku ingin kau acuhkan sedemikian rupa.
Aku ingin kau pergi jauh saja saat bertemu denganku.
Aku ingin kau seolah menjaga jarak denganku.
Kemana itu semua sekarang?

Yang aku temui sekarang.
Aku yang memergokimu sedang menatapku dikejauhan.
Bukan hanya sesekali, namun sering.
Bukannya tatapan tak sengaja, namun tatapan yang mengundangku untuk menatapmu juga.
Aku menikmatinya, tapi aku membenci itu.
Aku menyukainya, tapi seharusnya tak seperti itu.

Gerak-gerikmu yang sungguh berbeda.
Aku tak pernah melihatmu lagi menghindar dariku.
Dan yang aku dapatkan, kau yang seolah sengaja untuk bertemu denganku.
Kau yang mencuri-curi kesempatan untuk sekedar menegurku...
Dan jika bisa, kau basa-basi bertanya sesuatu padaku, dan aku pikir, basa-basi itu terlalu terlihat sebagai "basa-basi".
"basa-basi" yang menurutku agak tidak masuk akal...
Kamu tau? Itu semua tidak membantu sedikitpun.
Saat kamu mengacuhkanku, aku memang sakit.
Tapi, aku lebih sakit menemukanmu seperti itu kepadaku.

Setelah itu, aku tak bisa berhenti memikirkanmu walau hanya sedetik.
Kamu, kamu, kamu, hanya kamu yang terlintas.
Dan kejadian pada Jum'at pagi itu terus terekam, tanpa henti, tanpa jeda, masih sesempurna saat itu.

Benarkah itu semua?
Aku harap semua ini hanya ada dalam pikiranku saja.
Pikiran yang ingin membenarkan perasaan itu.
Aku harap semua yang terlihat dan nampak, hanyalah kabut buram di otakku.
Otakku yang sepertinya sudah sedikit rusak dengan semua hal yang berhubungan denganmu.

Aku tak akan pernah sedikitpun membiarkanmu jatuh cinta padaku. Tidak boleh.
Bahkan sekedar merasa tertarik padaku. Aku tidak pantas untuk sekedar disukai.
Aku harap ini hanya ada dalam mimpiku saja.
Aku tahu ini tidak pernah baik sejak awal.
Tidak rasional, tidak masuk akal, dan tidak baik.

Jika memang rasa ini harus kurasakan, biarlah aku menyimpannya dalam hati ini untukku sendiri.
Tak perlu melibatkanmu. Kau tak perlu andil dalam semua kejadian ini.
Aku harap, jika saat keesokan hari tiba dan kita dipertemukan.
Semua yang aku temui pada Jum'at pagi itu telah tiada.
Telah hilang entah kemana dan aku akan menyadari bahwa semua itu memang tidak pernah terjadi.
Semua itu hanya khayalan indahku tentangmu.Semua itu tidak nyata.

Tapi satu hal....
Kau mewarnai hidupku yang sebelumnya sungguh suram, kelam, dan gelap.
Yah, kamu memang mewarnainya, tapi seharusnya orang itu bukanlah kamu.
Karena kita berbeda. Perasaanku padamu harus padam sesegera mungkin.
Aku harus menghapusmu dari hatiku.
Hatiku yang telah lama sekali hancur berkeping-keping.
Apa benar aku tidak pantas bahagia ya?
Saat aku menemukannya ada padamu, saat itulah aku harus membuangnya.
Kebahagiaan itu, mengapa harus ada pada dirimu?
Yah, mungkin memang aku tidak diperkenankan untuk merasakan kebahagiaan seperti itu.
Atau belum? Aku tak pernah tahu.
Dan untukmu, terima kasih telah membuat hidupku yang telah lama gelap ini menjadi berwarna.
Untuk sekejap, untuk waktu yang aku tau seharusnya tidak pernah ada.

Jumat, 19 Oktober 2012

Why Oh Why

Kenapa aku menikmatinya?

Kalian mgkn skrg yg justru geleng2 kepala. Ngelus dada. Bingung mau nasehatin aku apa lagi.

Karena sungguhpun aku juga sama sekali gak ngerti kenapa.
Aku cinta dia, tapi aku tak lagi menemukan kenyamanan dicintai  olehnya.

dan aku masih aja yakin buat nikah. Meski gak yakin aku akan bahagia. :")

Entah.. harus berapa lagi hati yang harus kusinggahi, untuk memuaskan setiap raaa tidak bahagia.
Mereka kah yang pegang bahagiaku? Mungkin tidak.

Kamu salah pilih.
Larilah, selagi bisa.
Pikir ulang.
Kamu yakin?
Jangan memaksakan diri.

Rasanya semua kata2 itu terbisik lirih dr setiap tatapan orangtua maupun teman. Semua yang mengerti. Semua yang masih peduli padaku.
Dan aku, hanya bs tersenyum getir membalasnya.
"Aku bisa apa?"

Syndrom ini menyiksaku.
Aku ga bisa jd dokter yang ninggalin pasiennya gt aja. Terlalu jahat. Kejam.
Tp apa iya aku harus terus menungguinya?
Memapahnya perlahan sampai dia bisa berdiri sendiri.
Berjalan, kemudian meninggalkanku sendiri suatu saat nanti.

Aku menikmati ini.
Entah kenapa.
Menikmati menjadi dokternya.
Juga menikmati menjadi pasien yang lain.
Haruskah begitu?
Tidak bisakah dokter dan pasien saling mengobati satu sama lain?

Entahlah... jangan hakimi aku.
Sudah terlalu banyak yg begitu.

Ayus - Bad Girl Ever

Kamis, 18 Oktober 2012

My confession of confusion


Couple of days ago you told me you THINK you're in love with me. My heart stopped. I couldn't breathe. No one has ever said it to me before.

You are the first.

So does that make you special? I think so.

Your brain is special, so is your sense of humor. Our CONVERSATIONS are special. All the time we spent together, makes YOU more special.

I'm afraid of my own greed. The longer you're near, the more greedy i become.

What should i do? When i already have a boyfriend now. Even though my feelings for you grows bigger and bigger than my feelings for him. Last sunday when i was with him, i couldn't help myself to think of you. Not only i was worried about you, but i also missed you. I wanted to talk to you, like we usually do.

I still have no f**king idea what kind of feelings is this I'm feeling inside. I'm still afraid to tell you that I also FEEL that I'm in love with you. Still afraid that it might make your hopes high and then someday i break your beautiful heart..

I'm still not sure this is REAL love i feel in my heart.

....but also I have no doubt that i HAVE feelings for you. There's a tiny hidden place inside my heart that's trembling everytime we talk. The urgent desire to have you, and to be yours.

And yes, maybe I am a coward. I'm just too afraid to feel more. I'm afraid of being judged that I'm a very bad person by HIM. And i just keep hurting you over and over again :(

but why do you still love me?? knowing that I'm no good for you and all :(

gosh.. i wish we had met earlier, before me and him met... would we be together? :((



and now I'm here.. finding it's really hard to fight my feelings for you. Debating myself, which one should i choose? My HEART or my BRAIN? FEELINGS or LOGIC? YOU or HIM?

.....................

and i haven't REALLY decided anything yet. At first i think i could fight this feeling, and choose him. But then your confession changes everything.

 
Maybe i really wanna be with you.. maybe this feeling IS real. Because Yes, everyday this feelings grows stronger. I enjoy every of it. I'm kinda afraid that maybe I'm addicted to you.

Last night before i went to sleep, i thought that maybe i can break up with him, since our relationship is no longer as strong as it was.
I was on the verge of thinking of breaking up with him when suddenly the memory of his expression hit me. His sad looks, his broken heart. I just can't break his heart, knowing maybe I'm the only one he has. I know he has been lonely for so long, and he once said that i have changed his world. I just keep remembering all of his words. He needs me, I know.

Now that i realize maybe i should choose him instead of you. But then something bad really happens in my heart. I feel pain, my heart is broken... Now I'm a broken hearted girl.

You told me you're lucky that you find me. 
But i don't feel I'm lucky, because we find each other at the VERY WRONG time. I'm already with him.


-Ririn-
(a broken hearted girl)

Haiii :))

Hai kalian...


aaak... lagi galau di kantor, tiba2 kepikiran buat bikin blog.
gimana menurut kalian? :))

ehm...

Sedang bertanya2 sih, sahabat itu apa?
Kalaupun kita belum pernah ketemu, boleh gak sih aku sebut kalian sahabat?
dan ya aku tau... aku yang dateng terakhir.
kalian udah lebih kenal deket dari lama.
tapi bolehkah aku melengkapi kalian? :)

karena entah kenapa sekarang begitu kecanduan ingin berbagi segalanya dengan kalian.
setiap cerita, setiap tawa, setiap kesedihan.. sampai setiap sepikan. *tetep*

maap kalo jadi kesannya bawel kalo di grup.. apa2 cerita.
huhuhu... tapi kalian gak keberatan kan?
kalian tetep sayang sama aku kan? *jirr... pede*

yeah...
we have our sweet long distence friendship.
berat yah jalanin ini?
coba kalo kita sekota, pas lagi bete pasti bisa langsung kumpul. hiks.
tapi, ini semua ini gak kalah indah ya kan? *cium satu satu*


sayang kaliaaan.......
pokoknya sayang kalian! :*


- Ayus -
(bad marriage-able girl)